191 LANGKAH (dalam ruang tak bernama)
"Aku dan ruangku, berestetika dengan karakter kejadian-kejadian yang kau dan dia berikan ...."
 Sumber gambar: Ida Rizkha, 2020 (dalam www.pexels.com)
  
  
Sumber gambar: Ida Rizkha, 2020 (dalam www.pexels.com)
Prolog
Kau tak hadir lagi, senja.
Aku tak mau lagi ambigu. Jangan kau rayu aku lagi dengan rinai hujan ini. Silahkan kau lupakan kejadian-kejadian di puncak ketidakpedulian itu, silahkan juga kau lupakan seratus sembilan puluh satu hari kita. Dan untuk dia, silahkan juga kau lupakan batas-batas langkahmu. Tapi aku, aku tak mungkin.
Akan kuhadirkan aroma tanah basah, wewangian rumput berembun, nyanyian kicau burung, gemercik air yang bening, serta semua yang terasa, tercium, teraba pada ruangku di tengah himpitan vertikalisasi yang berkonsep nihil. Aku dan ruangku, berestetika dengan karakter kejadian-kejadian yang kau dan dia berikan. Fasad-fasad ruangku akan bercerita tentang semua kejadian pada musim hujan dan kemarau kala lampau, juga menciptakan cerita baru tentang romantika dua musim tropis itu dalam versi yang berbeda.
Aku dan ruangku, bercerita tentang 191 LANGKAH (dalam ruang tak bernama)
Daftar Isi
Bagian 01. Rayuan Rinai Hujan
Bagian 02. Demi Masa pada Lampau
Bagian 03. Puncak Ketidakpedulian
Bagian 04. Kaki Kosong
Bagian 05. Seratus Sembilan Puluh Satu Hari
Bagian 06. Melewati Batas Langkah
Bagian 07. Rintik Temaram
Bagian 08. Batas Langkah
Bagian 09. Tentang Sebuah Nama
Bagian 10. Ruang Tak Bernama
Komentar
Beri Komentar