Rintik Doa untuk Narjek

Admal Yasar  • 
"Dalam hangatnya obrolan, dalam kelakar yang sederhana, kau hadir dengan penuh arti, tanpa pernah mencuri sorot ...."

Untuk Galih Reza, yang biasa kami panggil Narjek.

Jek, engkau bagai embun yang menguap di pagi hari. Tanpa isyarat, tanpa peringatan, kau berpamitan dalam diam. Tapi bukan lenyapmu yang ingin kami kenang, melainkan cahaya yang kau tinggalkan di setiap hati yang pernah kau sentuh.

Waktu bersamamu selalu penuh tawa, tenang dalam kebersahajaan. Seperti pohon yang rindang, kau menjadi tempat berteduh bagi kami. Dalam hangatnya obrolan, dalam kelakar yang sederhana, kau hadir dengan penuh arti, tanpa pernah mencuri sorot.

Kini kau telah menempuh perjalanan jauh, menuju ranah yang tak kasat mata. Kami tak ingin menjeratmu dalam duka yang panjang. Biarlah kesedihan ini hadir dengan lembut, seperti angin malam yang mengusap lembut. Ada harapan di setiap helaan napas kami, harapan bahwa engkau telah tiba di tempat terbaik, di mana damai abadi menanti.

Untuk Fathmy Azizah, Mpok, yang kau cintai dan yang mencintaimu tanpa batas. Doa kami menyertainya, agar hatinya yang kini sunyi, kembali menemukan ketenangan. Semoga kekuatan mengalir dari kenangan-kenangan indah yang kalian rajut bersama. Bagi anak-anakmu, yang masih haus akan kehadiranmu, semoga mereka tumbuh dengan semangatmu, menjadikan kasihmu sebagai pondasi yang kokoh dalam langkah mereka.

Kami, temanmu, sahabatmu, sedulurmu, yang kini tinggal menghitung jejak, akan terus menjaga cerita tentangmu. Kau adalah bagian dari narasi hidup kami, dan akan tetap demikian. Walau fisikmu telah pergi, namun dirimu yang sejati tetap hidup—dalam tawa kami, dalam obrolan hangat yang tak pernah usang, dan dalam kenangan yang akan selalu kita bisikkan dengan rasa syukur.

Selamat jalan, Jek. Semoga perjalananmu dilapangkan, dan semoga kami yang tertinggal selalu diberikan hati yang lapang pula, untuk menerima, untuk mengenang, dan untuk melanjutkan hidup dengan kehangatan yang pernah kau bagikan.

Sampai kita bertemu lagi, di persimpangan takdir yang lain.

Galih Reza
16 Juni 1988 - 28 September 2024

Komentar